Tangguhkan Piala Thomas & Uber 2020, Indonesia Apresiasi Langkah BWF

Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto saat memberikan sambutan.
Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto saat memberikan sambutan.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Menyusul kebijakan tegas yang diambil Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) untuk menunda putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 hingga ke tahun depan, lantas mendapat penghormatan dari beberapa negara peserta, tak terkecuali Indonesia. Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Indonesia (PP PBSI) mengapresiasi keputusan yang diambil BWF. Mengingat, kesehatan dan keselamatan semua pihak yang terlibat merupakan prioritas utama.

Sebelum BWF mengumumkan penundaan putaran final Piala Thomas dan Uber 2020, Selasa (15/9), tim bulutangkis Indonesia sudah lebih dulu menarik keikutsertaannya di kejuaraan beregu tersebut pada Jumat (11/9), pekan lalu. Setelah itu, PP PBSI berharap agar Piala Thomas dan Uber 2020 ditunda.

“Kami bersyukur pada akhirnya BWF bisa memahami kekhawatiran dan kegelisahan para atlet serta stakeholder badminton lainnya tentang kondisi Covid-19 yang belum teratasi, baik di Indonesia maupun di negara-negara pelaksana atau peserta,” kata Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto dalam siraran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

Dengan diundurnya putaran final Piala Thomas dan Uber 2020 ke tahun depan, maka Indonesia tetap punya peluang untuk ambil bagian. Bahkan kesempatan Kevin Sanjaya Sukamuljo dkk untuk memenangkan Piala Thomas tetap terbuka lebar, sebagai unggulan pertama.

“Baru ada informasi ditunda hingga tahun 2021, dan belum ada informasi di bulan apa, tetapi kemungkinan setelah olimpiade. Kalau ini benar, kami bisa fokus ke olimpiade dulu,” tuturnya.

Di sisi lain, BWF juga mengumumkan bila Denmark Open 2020 BWF World Tour Super 750 yang rencananya berlangsung di Odense, Denmark pada 13 hingga 18 Oktober mendatang bakal tetap digelar. Namun, untuk Denmark Open II 2020 BWF World Tour Super 750 atau Denmark Masters 2020 yang dijadwalkan berlangsung pada 20 hingga 25 Oktober mendatang, akhirnya dibatalkan.

“Indonesia tetap tidak akan mengirim wakil ke Denmark Open, karena para pemain masih belum terlalu yakin dengan jaminan kesehatan dan keselamatan mereka,” tutup Budiharto.