Tanggapan Susy Soal Padatnya Jadwal Turnamen Tahun 2018

Susy Susanti
Susy Susanti.
Nasional ‐ Created by AH

Memasuki tahun baru 2018 yang sudah menginjak hari keempat ini, Kamis (4/1), para pebulutangkis Pelatnas PBSI Cipayung sudah mulai kembali berlatih sebagaimana biasanya, demi mempersiapkan diri menghadapi berbagai turnamen padat yang sudah menanti para atlet nasional untuk bersaing dengan atlet mancanegara.

Selain padatnya jadwal turnamen, aturan baru Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) tentang para pebulutangkis tunggal, putra dan putri, yang ada di peringkat 15 besar serta sepuluh besar nomor ganda, putra, putri, dan campuran, wajib mengikuti 12 turnamen terbuka (tiga turnamen Premier of Premier, lima turnamen Superseries Premier, dan empat dari tujuh turnamen Superseries, menjadi salah satu “PR” para atlet maupun pengurus untuk bisa mengatur strategi untuk menghadapinya.

Pasalnya, hal itu baru terjadi di tahun ini, dimana pada tahun sebelumnya, para atlet top 15 dunia tersebut hanya wajib tampil pada lima turnamen. Jika absen, pemain harus membayar denda.

Bukan itu saja, bagi atlet terbaik tanah air pun di tahun ini tentunya masih dituntut untuk bisa tampil membela Merah Putih di kualifikasi Piala Thomas dan Uber pada Badminton Asia Team Championships, putaran final Piala Thomas Uber, dan Asian Games.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti, menyadari jadwal padat tersebut. Dia meminta agar pelatih pandai-pandai menyusun jadwal turnamen.

"Turnamen memang banyak, tapi kami bisa memilih. Setahun ada sekitar 60 turnamen yang digulirkan BWF. Tapi, tidak mungkin satu pemain mengikuti semua. Tidak mungkin satu pemain turun dalam empat kejuaraan secara beruntun," ujar Susy Susanti seperti diberitakan detikSport, Selasa (2/1/2018).

"Melihat jadwal yang ada, pemain elite kami siapkan tampil pada, utamanya, Kejuaraan Dunia, Thomas Uber Cup, tiga premier of premier, lima superseries premier, dan beberapa turnamen super series. Pelatih akan mendiskusikan ajang mana saja yang diikuti," ujar Susy.

"Kami harus bisa mengatur agar prestasi tetap didapatkan (meski jadwal padat). Pelatih ditantang untuk bisa mengatur peak performance dengan menjaga kondisi, jaga performa, konsistensi, dan mengatur pertandingan. Apapun, kesiapan pemain dibutuhkan agar target penting bisa didapatkan," tutup Susy.