Praveen/Melati Ingin Lebih Konsisten

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia).
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia). (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Ganda campuran Indonesia peringkat empat dunia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti berharap bisa lebih konsisten dalam menjaga performanya. Meski sudah berhasil mengantongi gelar juara di ajang All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Maret lalu, namun Melati mengatakan bila penampilannya masih naik-turun.

Konsistensi diakui Melati masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diperbaiki. “Yang pasti dari segi konsistennya, maunya sih kita bisa lebih konsisten di setiap penampilan. Lebih baik dari penampilan sebelumnya yang masih naik-turun,” ujar Melati Daeva Oktavianti dilansir Badmintonindonesia.org.

Pada akhir 2019 lalu, Penampilan Praveen/Melati sempat menanjak usai menyabet gelar juara di turnamen Denmark Open 2019 BWF World Tour Super 750 dan French Open 2019 BWF World Tour Super 750. Setelah itu, sayangnya penampilan mereka cenderung menurun. Bahkan pada awal 2020, Praveen/Melati harus tersingkir di babak pertama Malaysia Masters 2020 BWF World Tour Super 500 setelah kalah dari wakil tuan rumah yang tak diunggulkan, Man Wei Chong/Pearly Tan dengan skor 18-21 dan 13-21.

Satu pekan setelahnya, Praveen/Melati harus terhenti di babak perempat final Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500. Mereka kalah di kandang sendiri dari tangan pasangan Perancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue dengan skor 19-21, 21-14 dan 18-21. Belajar dari penurunan performa itu, Praveen/Melati pun lantas membayarnya dengan gelar juara di All England 2020 BWF World Tour Super 1000.

Di sisi lain, Melati berusaha memetik nilai positif dari ditundanya pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tahun depan. Dengan sisa waktu yang ada menuju Olimpiade Tokyo, Praveen/Melati mengaku akan memperbaiki konsistensi dan menambal beberapa kekurangan yang masih ada dalam permainan mereka.

“Secara pikiran jadi lebih agak longgar, karena sebetulnya sudah disiapkan banget tahun ini untuk ke Olimpiade. Tapi dengan adanya kejadian ini (wabah COVID-19), terpaksa Olimpiadenya ditunda dan kita manfaatkan waktu yang ada untuk memperbaiki apa saja yang masih kurang,” jelasnya.

“Persiapan ke Olimpiade itu rasanya memang beda, agak susah untuk dijelaskan. Pasti ada rasa tegang, karena harus benar-benar fokus di latihan, pertandingan dan semuanya. Tapi di satu sisi harus merasa enjoy juga,” sambungnya menambahkan.