Perjuangan Kevin Hingga Mampu Membeli Mobil Impian

Kevin Sanjaya dan Mobil Sport Favoritenya. (Foto: PB Djarum)
Kevin Sanjaya dan Mobil Sport Favoritenya. (Foto: PB Djarum)
Nasional ‐ Created by AH

Kesuksesan para atlet hampir seluruhnya bukan karena belum pernah merasakan kegagalan. Tak terkecuali bagi silincah pebulutangkis ganda putra Indonesia terbaik dunia saat ini, Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Bermimpi menjadi pemain dunia, Kevin yang kini berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon, ternyata pernah juga mengalami kegagaglan. Di tahun pertamanya mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis tahun 2006 silam, ia tak langsung bisa diterima oleh klub ternama yang bermarkas di Kudus dan Jakarta tersebut.

Namun setahun berselang, Kevin pun tak berputus asa dan kembali ke Kudus untuk mengikuti Audisi Umum dan akhirnya bisa diterima dan bergabung bersama PB Djarum.

Buah dari semangat pantang menyerahnya itu, hampir 11 tahun setelah Audisi Umum, Kevin kini menjelma menjadi pebulutangkis handal yang disegani lawan. Tak tanggung ia terus memecahkan rekor demi rekor bersama Marcus. Tahun 2017 lalu, ia berhasil membawa pulang tujuh gelar juara, dan di tahun 2018 ini belum ada satupun lawan yang bisa menghentikan rangkaian kemenangan mereka.

Tiga gelar di awal tahun, tanpa catatan kekalahan. Mereka pun kian tak terbendung saat berhasil mempertahankan gelar juara All England. Sukses di Arena Birmingham tahun 2017 lalu, mereka pun berhasil kembali menjadi yang terbaik di tahun 2018. Catatan prestasi ini menyamai rekor Ricky Subagdja/Rexy Mainaky yang berhasil menjadi juara All England di tahun 1995 dan 1996.

Jerih payah, dan kerja keras Kevin terbayar. Kini ia pun bisa memiliki salah satu mobil impiannya. Ia memilih Mustang GT 5.0 berwarna Biru untuk menjadi kendaraan pribadinya.

Saya suka mobil yang kelihatannya cowok, muscle car, cc-nya gede. Jadi saya beli ini,” ujar Kevin.

Terlepas dari statusnya sebagai penghuni ranking satu dunia, namun Kevin tetaplah anak kedua dari pasangan Sugiarto Sukamuljo dan Winartin Niawati. Ia pun tetap meminta izin kepada orang tuanya sebelum memutuskan untuk membeli salah satu mobil impiannya.

Nggak apa-apa kalau memang dia hobinya sama mobil. Dia juga cuma punya mobil sport ya satu itu, nggak banyak. Dia kan pengen punya jadi ya nggak apa-apa, selama hal itu positif. Saya percaya dia bisa mengatur sendiri,” ujar sang ibu.

Walaupun dia beli pakai uangnya sendiri, dia tetap bilang. Kalaupun nanti dia nanti mau usaha di otomotif, pasti kita dukung. Selama hal itu positif,” tambah sang ayah.