Dua Turnamen Ini Paling Berkesan Bagi Tontowi/Liliyana di 2017

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Nasional ‐ Created by AH

Pada tahun 2017 setidaknya cukup banyak meninggalkan kenangan manis bagi pasangan ganda campuran terbaik Indonesia saat ini, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Bagaimana tidak, peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu tak henti-hentinya mampu membuat rakyat Indonesia bangga akan prestasi yang diraihnya hingga tahun 2017 lalu.

Sepanjang tahun 2017, Tontowi/Liliyana memang lebih selektif memilih turnamen. Tiga gelar diraih pasangan rangking tiga dunia ini pada tahun 2017. Diawali dengan terwujudnya ambisi menjadi kampiun di kandang sendiri lewat gelar BCA Indonesia Open Superseries Premier 2017. Kemenangan ini terasa begitu manis bagi Tontowi/Liliyana yang sudah enam kali gagal menaklukkan kerasnya persaingan di Indonesia Open.

Gelar di Indonesia Open paling berkesan buat kami di tahun ini, karena kami penasaran sekali mau jadi juara di rumah sendiri. Waktu itu kami berpikir kok belum bisa juara di Indonesia? padahal di event-event penting seperti kejuaraan dunia dan emas olimpiade sudah bisa kami dapatkan,” kata Liliyana.

Yang kedua baru gelar juara dunia tahun 2017. Nggak menyangka bisa jadi juara dunia lagi. Sebelumnya saya sudah pernah jadi juara dunia tiga kali dan tahun 2017 saya bisa juara lagi,” beber Liliyana yang juga menjadi juara dunia bersama Tontowi pada tahun 2013. Sebelumnya, gelar juara dunia diraih Liliyana tahun 2005 dan 2007 saat berpasangan dengan Nova Widianto.

Senada dengan pasangannya, Tontowi pun mengatakan gelar BIOSSP 2017 menjadi gelar yang paling membekas di hatinya.

Rasanya luar biasa, bisa juara di depan publik sendiri dan akhirnya menang setelah beberapa kali mencoba. Kami pun mematahkan anggapan orang yang meragukan kalau kami bisa juara di kandang sendiri,” ujar Tontowi.

Apalagi lihat lawan-lawan kami di BIOSSP memang banyak pemain-pemain muda yang sedang naik penampilannya,” katanya.

Tontowi/Liliyana mengaku cukup puas dengan capaian mereka di tahun 2017. Dua gelar penting yang memang dibidik mereka, berhasil diraih. Satu gelar lainnya juga direbut Tontowi/Liliyana di French Open Superseries 2017.

Secara keseluruhan sih kami cukup puas dengan hasil di tahun 2017, pertandingan yang memang jadi target bisa kami menangkan. Untuk pemain kelas senior, sudah bisa dapat gelar penting seperti di olimpiade, All England, juara dunia, menurut saya sudah bagus ya,” ujar Liliyana.

Kalau ditanya soal kekalahan paling menyedihkan di tahun 2017 sih nggak ada. Namanya kalah pasti ada rasa kecewa, tetapi untungnya di event-event penting kami bisa dapat gelar. Jadi kekalahan lain cukup terobati,” tambahnya.

Alhamdulillah tidak ada kekecewaan di 2017, karena kami memang tidak menargetkan apa-apa selain Indonesia Open dan Kejuaraan Dunia. Semoga tidak ada kekecewaan lagi di 2018,” kata Tontowi. Ayah dari Danish Arsenio Ahmad ini kemudian bercerita mengenai kekecewaan terdalamnya saat kalah di Kejuaraan Dunia 2015 lalu.

Kalau ditanya yang paling nyesek ya Kejuaraan Dunia 2015. Sudah mau menang, tetapi ternyata belum bisa menang,” jelas Tontowi.