Sempat Dibelenggu Cedera, 2019 Jadi Titik Balik Dechapol/Sapsiree

Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) saat diwawancarai pewarta.
Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) saat diwawancarai pewarta.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Ganda campuran nomor satu Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai menceritakan perjuangan mereka ketika melalui masa sulit usai mengalami cedera pada 2017 lalu. Awal 2018 menjadi tahun yang buruk bagi mereka. Bahkan ranking dunia Dechapol/Sapsiree harus merosot drastis ke peringkat 62 pada Juni 2018 setelah sebelumnya berada di posisi sepuluh besar. Singkat cerita, saat ini Dechapol/Sapsiree sudah bertengger di peringkat tiga dunia.

Sapsiree terpaksa harus rehat dari lapangan hijau selama kurang lebih satu tahun setelah mengalami cedera pada lutut kirinya ketika berlaga di ajang SEA Games 2017 Kuala Lumpur, Malaysia. Pasca cedera, di 2018, Sapsiree dan Dechapol harus bekerja keras untuk memperbaiki peringkat dunia mereka yang merosot drastis. Benar saja, pada Desember 2018, Dechapol/Sapsiree berhasil mengantrol posisinya hingga berada di peringkat lima dunia.

“Di 2018, saya baru saja pulih dari cedera. Dan pada 2019, saya menjadi lebih baik dan semuanya berjalan lancar. Kami bisa bermain bersama dengan baik dan itu bagus. Tetapi memang masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki,” kata Sapsiree Taerattanachai dalam wawancara bersama Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

“Seperti yang dia katakan. Pada 2018, dia baru saja pulih dari cederanya. Ketika dia kembali, kami harus berlatih lebih keras sebagai sebuah tim. Kami perlu melakukan beberapa penyesuaian agar bisa bermain bersama lagi dengan baik,” imbuh Dechapol Puavaranukroh.

2019 boleh dibilang menjadi titik balik kesuksesan Dechapol/Sapsiree. Pada tahun itu, mereka berhasil mencapai lima final di turnamen BWF World Tour dan Kejuaraan Dunia. Dari enam kali menembus partai puncak, Dechapol/Sapsiree sukses memenangi tiga gelar juara dari ajang Singapore Open 2019 BWF World Tour Super 500, Korea Open 2019 BWF World Tour Super 500 dan Macau Open 2019 BWF World Tour Super 300.

“Kami memenangkan tiga kejuaraan pada 2019. Itu membuat kami lebih percaya diri dan kami akan berusaha untuk mempertahankan standar kami hingga Olimpiade nanti. Kami ingin tampil baik di setiap pertandingan untuk meningkatkan kepercayaan diri kami hingga hari terakhir, dan semoga saja, setidaknya kami bisa melaju sampai ke semifinal (olimpiade),” tutur Sapsiree.

“Pada 2019 kami memenangkan tiga gelar dan itu tahun yang baik bagi kami. Meski begitu, kami masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu kami perbaiki agar dapat tampil lebih baik lagi untuk ke depannya,” sambar Dechapol menambahkan.

Di tahun ini, Dechapol/Sapsiree memang belum mendapatkan gelar juara. Tapi keduanya berhasil menembus babak final All England 2020 BWF World Tour Super 1000 pada pertengahan Maret lalu. Sayangnya, mereka harus puas finis sebagai runner up setelah kalah dari ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dengan skor 15-21, 21-17 dan 8-21.