Persaingan Ganda Campuran Nomor 1 Thailand dan Nomor 1 Dunia Dalam Satu Tahun ke Belakang

Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) mengembalikan shuttlecock.
Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) mengembalikan shuttlecock.
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Sebagai ganda campuran nomor satu Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai boleh dibilang menjadi pasangan tersukses yang pernah dimiliki tim bulutangkis Negeri Gajah Putih. Dalam kurun waktu satu tahun, Dechapol/Sapsiree terbukti sukses menempatkan diri mereka di peringkat tiga dunia.

Setelah pulih dari cedera lutut yang dialami Sapsiree pada 2017 lalu, penampilannya bersama Dechapol semakin tajam. Buktinya, pada 2019 lalu, mereka sukses mengantongi tiga gelar juara setelah menembus enam partai final. Yang mana, satu diantaranya adalah Kejuaraan Dunia 2019.

Dechapol/Sapsiree menuturkan bahwa pencapaian mereka pada tahun lalu terasa cukup istimewa. Sebab, selain mampu meraih tiga gelar juara dan tiga kali runner up, mereka juga berhasil mencuri dua kemenangan atas ganda campuran nomor satu dunia asal Tiongkok, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Bahkan, salah satu kemenangannya di petik pada partai final.

Kemenangan perdana Dechapol/Sapsiree atas Zheng/Huang terjadi pada laga semifinal Singapore Open 2019 BWF World Tour Super 500. Saat itu mereka menang dua game langsung dengan skor tipis 24-22 dan 21-19. “Di semifinal melawan Zheng/Huang, kami bisa bermain sebaik mungkin tanpa ada tekanan,” ujar Sapsiree Taerattanachai dalam wawancara bersama Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).

Sayangnya, pada dua pertemuan setelah itu. Yakni pada ajang Piala Sudirman 2019 dan partai final Kejuaraan Dunia 2019, Dechapol/Sapsiree harus kembali mengakui keunggulan Zheng/Huang.

“Di semifinal (Kejuaraan Dunia) kami berhasil mengalahkan pasangan terbaik kedua dari Tiongkok (Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping). Tapi di final, kami harus melawan pasangan terbaik dari Tiongkok. Mereka mengubah strategi mereka, dan itu berbeda dari pertandingan kami sebelumnya. Saat itu kami tidak dapat beradaptasi dengan perubahan dan karena itulah mengapa kami kalah,” tutur Dechapol Puavaranukroh.

Lalu pada bentrok selanjutnya di babak final Korea Open 2019 BWF World Tour Super 500, Dechapol/Sapsiree berhasil membalas kekalahan dan merebut gelar juara usai menang 21-14 dan 21-13 atas Zheng/Huang. Hasil manis itu sekaligus menjadi kemenangan kedua bagi Dechapol/Sapsiree dalam total sepuluh pertemuan dengan Zheng/Huang. Artinya, dalam satu tahun ke belakang, Dechapol/Sapsiree berhasil mencuri dua kemenangan dari pasangan terbaik dunia itu.

“Untuk menjadi pasangan nomor satu atau nomor dua dunia, kami harus menang secara konsisten melawan setidaknya tiga pasangan terbaik di dunia,” ujar Dechapol.

“Saya berharap bisa menjadi pemain terbaik dunia. Tetapi kami harus melakukannya selangkah demi selangkah dengan menjadi pasangan terbaik ketiga di dunia saat ini,” imbuh Sapsiree menambahkan.