Koper Hilang, Raket Pinjaman, dan Medali Emas Kejuaraan Dunia

Loh Kean Yew (Humas PP PBSI)
Loh Kean Yew (Humas PP PBSI)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Saat tiba di Jerman, tepatnya jelang Hylo Open 2021, Loh Kean Yew merasakan ada sesuatu yang kurang beres dengan perjalanannya bersama si burung besi usai menembus langit awan. Pesawat yang ditumpanginya hanya membawa atlet Singapura ini, sementara koper yang berisikan berbagai macam barang dan keperluan untuk bertanding, raib!

"Saya tidak memiliki raket atau peralatan lain untuk bertanding. Tapi, ya, saya bisa menang di final (Hylo Open 2021)," ujar Loh, terkekeh, saat sesi wawancara dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) di Bali, belum lama ini.

"Dua hari pertama sebelum turnamen, saya tidak punya raket, satu pun. Saya harus meminjam beberapa raket dari sejumlah teman untuk keperluan latihan. Kaos pun saya pinjam dari pelatih, yang ukurannya sangat besar dan longgar. Begitu lah cara saya berlatih saat itu," Loh, mengingat-ingat kembali jelang turnamen di Jerman tersebut.

Loh mencapai partai puncak Hylo Open 2021 setelah mengandaskan para pemain tunggal putra yang bercokol di peringkat lima besar dunia. Atlet berusia 24 tahun itu pun keluar sebagai juara Hylo Open 2021 setelah lawannya dari Malaysia, Lee Zii Jia, mundur karena cedera. Pertandingan berakhir 19-21, 21-13, 17-12, dan Loh mencatatkan titel pertama Super 500.

"Sejak pertandingan pertama, saya juga terkejut dengan pencapaian saya sendiri. Menang atas Chou Tien Chen, Rasmus Gemke, dan Lakshya Sen, untuk mencapai final," ungkap Loh.

Titel juara Hylo Open 2021 mengungkit Loh delapan posisi menjadi nomor 31 peringkat dunia BWF. Namun, setelah meraih gelar juara di Jerman, sebelum bertolak ke Bali, Loh mengingatkan diri agar tidak terlalu berlarut-larut dengan kegembiraan. Masih ada tiga turnamen sudah menanti di Indonesia.

"Saya merasakan banyak tekanan (pasca-Hylo Open 2021)," tuturnya.

"Namun, saya juga berpikir bahwa saya selalu ingin berada di top 10 pemain dunia. Peringkat saya masih jauh, dan saya mesti melampaui tekanan mental yang masih menghalangi," Loh, menambahkan.

Salah satu upaya yang dilakukan Loh untuk meningkatkan performanya, yakni dengan melakukan latih tanding dengan Axelsen, tunggal putra peraih keping emas Olimpiade Tokyo 2020, di Dubai pada awal tahun ini. Prestasi Loh jelas tak lepas dari bantuan sang Olimpian, yang mengundang pebulu tangkis muda Singapura tersebut untuk berlatih tanding. "Berlatih tanding dengan Viktor terbukti sangat membantu," katanya. "Hasilnya sangat positif. Dan saya juga berlatih keras untuk kebugaran jelang Olimpiade," tambah Loh.

Loh, yang memasuki BWF World Championship 2021 di Huelva, Spanyol, dengan peringkat 22 dunia, bertemu Axelsen pada babak pertama. Melalui rubber game, Loh menyudahi perlawanan mitra latih tandingnya di Dubai tersebut 14-21, 21-9, 21-6.

Hampir serupa dengan Hylo Open 2021, perjalanan berliku harus dilalui Loh untuk mencapai partai puncak Kejuaraan Dunia tersebut. Luka Wraber, Kantaphon Wangcharoen, Prannoy H. S., Dan Anders Antonsen, merupakan lawan-lawan berat, sebelum berjumpa Srikanth Kidambi pada babak final.

Alhasil, untuk kali pertama sejak Kejuaraan Dunia bulu tangkis dilangsungkan pada 1977, Singapura akhirnya mencatatkan gelar perdananya lewat Loh Kean Yew, Minggu (19/12). Prestasi bersejarah ini dihasilkan Loh setelah menang 21-15, 22-20 atas pebulu tangkis veteran asal India itu.

"Saya tidak bisa memercayainya. Pada awal tahun, saya tidak menduga ini dapat terjadi. Sekarang saya sangat bahagia dan untuk sementara waktu jadi tidak bisa fokus untuk turnamen selanjutnya," kata Kean Yew dalam keterangan resmi BWF.

Penantian Singapura dalam meraih gelar Kejuaraan Dunia baru tercipta pada edisi ke-26 di mana Kean Yew menjadi satu-satunya wakil Singapura yang berlaga. Gelar ini sekaligus mengukuhkan Singapura sebagai negara ketiga di Asia Tenggara yang mengantongi gelar bergengsi ini, mengikut jejak Indonesia dan Thailand.

Loh menutup tahun 2021 dengan prestasi yang membanggakan. Kini, atlet Singapura kelahiran Penang, Malaysia, pada 26 Juni 1997 tersebut, bertengger pada peringkat 15 dunia.