Kejuaraan Junior International Challenge Kembali Digelar di Tanah Air

Ilustrasi Kok (Djarum Badminton)
Ilustrasi Kok (Djarum Badminton)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Kejuaraan Junior skala internasional kembali hadir di Indonesia setelah terhenti dua tahun lantaran pagebluk Covid-19. Kejuaraan Junior International Challenge 2022 yang digelar PB Jaya Raya ini berlangsung pada 1–6 November di GOR PB Jaya Raya, Bintaro, Tangerang Selatan. Kejuaraan junior skala internasional yang pertama di Indonesia pada 2022 ini akan mempertandingkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri, usia di bawah 19 tahun, 17 tahun, dan 15 tahun, serta, nomor ganda campuran usia di bawah 19 tahun dan 17 tahun.

Kejuaraan yang berhadiah total 20 ribu dolar AS ini dilatar belakangi oleh kepedulian Yayasan Pembangunan Jaya Raya terhadap ajang kompetisi internasional bagi kelompok junior. "Kita sebagai penyelenggara yang peduli bulu tangkis di Indonesia memiliki tujuan agar para atlet junior di Indonesia dapat mengikuti kejuaraan bertaraf internasional," kata Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Jaya Raya Agus Lukita melalui siaran persnya pada Senin (31/10).

"Sejak kita menyelenggarakan kejuaraan ini, sudah banyak atlet–atlet junior yang mengikuti kejuaraan ini dan berhasil di level senior pada tingkat Dunia. Sebut saja seperti Apriani Rahayu, Siti Fadia, Ribka Sugiarto, Lanny Tria, Rinov Rivaldy, Pitha Haningtyas Mentari, dan ada juga yang dari negara lain seperti An Se Young dari Korea Selatan atau Kunlavut Vitidsarn dari Thailand," Agus Lukita, menambahkan

Kejuaraan yang telah digelar sejak 2014 ini diikuti 905 peserta dari tujun negara, di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Taiwan, India, Austria, Singapura, dan tuan rumah Indonesia.  "Memang tahun ini peserta dari luar negeri berkurang. Hal ini karena kita masih dalam kondisi pandemi dan jadwal yang begitu padat, hampir bersamaan dengan Kejuaraan Dunia Junior. Sehingga hanya ada tujuh Negara termasuk Indonesia yang akan berpartisipasi dalam kejuaraan ini," kata Panitia Pelaksana Rosiana Tendean.

Namun, lanjut Rosiana, absennya sejumlah pemain mancanegara membuka peluang bagi para atlet tuan rumah untuk menjuarai kejuaraan. "Seharusnya ini bisa dimanfaatkan oleh atlet–atlet kita di Indonesia agar bisa mendapatkan poin di level internasional, tanpa perlu bertanding di negara lain," Rosiana, menjelaskan.

Sementara, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky menyambut baik dengan diadakannya kejuaraan junior level Internasional Challenge di Indonesia. Kejuaraan Junior International Challenge yang hanya ada empat di dunia ini, menurutnya, akan menjadi tolok ukur bagi para atlet junior Indonesia di gelanggang internasional. "Kejuaraan ini akan menjadi pembibitan atlet bulu tangkis Indonesia," katanya

Dari ajang ini kelak, diharapkan bisa lahir bibit-bibit potensial yang bisa direkrut masuk pelatnas PP PBSI di Cipayung untuk kelak dapat membela Indonesia di pentas dunia. "Semoga muncul bibit-bibit pemain berkualitas dari kejuaraan ini. Saya sampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada PB Jaya Raya yang telah menggelar kejuaraan ini," tambahnya.

Dengan diadakannya kejuaraan ini, diharapkan semakin banyak kejuaraan-kejuaraan level junior skala internasional lainnya yang digelar di Tanah Air. "Mungkin tahun ini kita turun dulu ke level Challenge. Namun, tahun depan kita berusaha untuk kembali lagi ke level tertinggi di tingkat junior yaitu level Grand Prix," demikian Agus Lukita.