(Japan Open) Gregoria: Saya Masih Kurang Stabil

Ekspresi kekecewaan Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia).
Ekspresi kekecewaan Gregoria Mariska Tunjung (Indonesia). (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Gregoria Mariska Tunjung masih belum berhasil meruntuhkan kokohnya permain tunggal putri nomor satu dunia asal Taiwan, Tai Tzu Ying. Bertanding di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Kamis (25/7), Gregoria harus tersingkir dari panggung Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750 setelah tumbang dari tangan Tai Tzu Ying dengan skor 18-21 dan 15-21. Dengan hasil ini, maka tidak ada wakil dari sektor tunggal putri Indonesia yang melaju ke babak perempat final.

Pebulutangkis besutan PB Mutiara Cardinal Bandung ini menilai bila Tai Tzu Ying merupakan pemain yang pintar dalam mengatur ritme permainan. Gregoria memang beberapa kali sempat memimpin perolehan poin, namun Tai Tzu Ying kemudian kembali mengambil alih permainan dan balik unggul.

“Penampilan saya masih kurang stabil. Pemain top level pasti sadar kalau pola main lawannya tidak menguntungkan buat dia. Tai juga begitu, waktu saya dapat beberapa poin, dia langsung ubah pola mainnya dan saya tidak siap, terkejar terus sama dia,” ungkap Gregoria Mariska Tunjung.

Ini menjadi kekalahan ketiga yang dialami Gregoria kala bersua Tai Tzu Ying. Sebelumnya, di ajang Piala Sudirman 2019, Mei lalu, Gregoria juga harus menelan kekalahan dua game langsung dengan skor 16-21 dan 14-21.

“Kalau dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya, kurang lebih penampilan saya masih sama saja, saya masih kesulitan. Seharusnya kalau sudah pernah ketemu kan hafal cara mainnya dia seperti apa, tapi dia memang pintar di bagian mengubah-ubah polanya. Mainnya tidak monoton, dia adalah pemain yang cerdas,” ungkapnya.

Mengevaluasi penampilannya di Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750 dan Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000, pekan lalu, Gregoria mengakui bila fokus di lapangan masih menjadi kendala utamanya.

“Masih banyak yang harus saya perbaiki di latihan, kalau di pertandingan lebih ke fokusnya. Badan belum terasa capek, tapi fokusnya yang lebih capek, dan tidak bisa terus konsisten dan tahan lama fokusnya. Mungkin saya harus lebih rileks, kalau menggebu-gebu malah tidak dapat fokusnya,” pungkasnya.