(French Open) Meredam Harapan

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bersiap menyambut pengembalian.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bersiap menyambut pengembalian. (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Paris | Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus meredam harapannya untuk mempertahankan gelar juara di French Open 2018 BWF World Tour Super 750, setelah dipaksa menyerah 16-21, 21-16 dan 18-21 atas wakil Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino pada babak perempat final yang berlangsung di stadion Pierre de Coubertin, Paris, Jumat (26/10).

“Kalau keseluruhan, mainnya sudah bagus, saya cukup puas dengan pertandingan hari ini. Saya merasa kurang beruntung saja, berapa kali pengembalian tidak melewati net, selain itu lawan juga bermain bagus hari ini,” ujar Tontowi Ahmad.

Tontowi/Liliyana sebenarnya punya kans untuk memenangkan pertandingan dan lolos ke babak semifinal. Bahkan, pasangan ganda campuran unggulan ketiga ini sempat unggul dalam perolehan poin. Namun sangat disayangkan, Tontowi/Liliyana tak kuasa menjaga keunggulannya, sehingga Watanabe/Higashino berhasil mengejar ketertinggalan dan berbalik unggul.

Sementara itu, Liliyana Natsir mengakui bila dirinya kerap melakukan kesalahan yang tidak perlu. “Banyak kesalahan sendiri yang tidak seharusnya dilakukan, saat sudah banyak dapat poin, tidak bisa jaga keunggulan, malah buang banyak poin juga. Langsung beruntun tiga empat poin, lawan yang tadinya tidak enak, jadi kembali lagi,” ungkap Liliyana.

French Open 2018 BWF World Tour Super 750 ini menjadi turnamen Eropa terakhir buat pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Pasalnya, Liliyana Natsir memutuskan untuk gantung raket pada awal tahun depan. Kendati demikian, Tontowi/Liliyana masih akan bertanding bersama di Fuzhou China Open 2018, yang akan dilangsungkan pada pekan depan.

“Kalau dilihat dari penampilan, seharusnya kita bisa menang. Shuttlecock berat, jadi harus ekstra tenaga, harus lebih sabar dan menerapkan pola yang benar. Kalau mau adu cepat atau adu kuat pasti ketinggalan, tadi sudah benar polanya, tapi kita cepat sekali membuang poin,” jelasnya.