(Asian Games 2018) Harapan Meredam ‘Matahari Terbit’

Greysia Polii/Apriyani Rahayu
Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Perjalanan berat harus dilalui tim putri Indonesia kala menginjakkan kaki di partai semifinal Asian Games 2018. Srikandi Indonesia yang diperkuat Greysia Polii cs, menatap harapan demi meredam kekuatan Negeri Matahari Terbit, Jepang yang belakangan kian bersinar terang.

Kemenangan pada laga perempat final melawan Korea kemarin, menjadi bekal penting bagi skuat Merah-Putih. Indonesia bukan kubu yang diunggulkan pada kejuaraan beregu putri bulutangkis Asian Games 2018 ini. Artinya, titisan Ibu Pertiwi harus bisa tampil lepas tanpa beban saat bersua pasukan Matahari Terbit yang merupakan unggulan pertama pada perhelatan ini.

Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian menegaskan bila kemampuan anak asuhnya tidak kalah baik dari Jepang. Menurutnya, kunci keberhasilan yang harus dipegang Greysia cs nanti adalah komitmen diri dalam kedisiplinan di lapangan. Maka dari itu, Eng Hian sedikit mengubah pola latihan.

"Kalau melawan Jepang yang benar-benar harus dijaga itu adalah komitmen diri, harus tahan dan kuat. Kalau bicara kecepatan, mereka nggak cepat. Kalau bicara power, nggak seperti Tiongkok, skill mereka nggak sebagus Indonesia, tapi mereka disiplin, budaya mereka seperti itu, mereka tidak pernah menyerah. Kalau menghadapi yang begitu, kitanya yang rata-rata tidak tahan. Dari luar lapangan dengan kehidupan sehari-hari, mental yang apa-apa dipermudah, itu mempengaruhi juga di lapangan," ungkapnya.

Untuk tim putri Indonesia, sektor ganda putri masih menjadi andalan. Meski ada rasa kepercayaan diri, namun anak asuh Eng Hian harus bekerja lebih ekstra dari sebelumnya, demi harapan meredam kekuatan Negeri Sakura.

Diakui Eng Hian, Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris seringkali kewalahan ketika meladeni perlawanan wakil Jepang. Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi akan menjadi benteng kokoh yang harus diruntuhkan Srikandi Indonesia.

"Sekarang metode pola latihan ganda putri ada perubahan, dulu kiblat kami kan bagaimana menghadapi dominasi ganda putri Tiongkok, sekarang Jepang. Mereka begitu menguasai sektor ganda putri, dan kita seringkali mentoknya juga sama Jepang terus. Pola yang dimiliki ganda putri Jepang ini memang dahsyat. Sebetulnya tidak ada perubahan dari Jepang, negara lain yang berubah dari segi komitmen, disiplin, daya juang dan sebagainya," tandas Eng Hian.