Skuad Ganda Putri Membidik Level Lebih Tinggi

Eng Hian (Djarum Badminton)
Eng Hian (Djarum Badminton)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | Sorot khalayak terhadap kekuatan serta prestasi skuad ganda putri Indonesia acap terpaku pada satu pasangan semata. Namun, pencapaian oleh tiga pasangan pelapis pelatnas utama dengan torehan dua gelar juara serta satu titel runner-up di tiga turnamen level BWF World Tour Super 300 di Eropa, dinilai sebagai awal baik dalam proses menuju jenjang turnamen yang lebih tinggi.

"Memang proses, ya. Dari awal tahun itu kita sudah berdiskusi apa yang menjadi target untuk pencapaian pada tahun ini. Yang patut disyukuri, anak-anak sudah jadi lebih paham dan tahu apa yang mereka harus kerjakan. Mudah-mudahan tren di awal tahun ini bisa terus meningkat di level yang lebih tinggi, yang sesuai dengan yang kita harapkan," jelas pelatih kepala ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia, Eng Hian, ditemui pada Rabu (3/4) di pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta.

"Kalau kemarin-kemarin, kan, selalu diomongin ganda putri cuma fokus ke satu pasang saja. Nggak juga, tentunya ini ada prosesnya. Itu juga nggak bisa cuma dari sisi pelatih atau pemain saja. Dua-duanya harus bersinergi," tanggap pria yang karib disapa Didi.

Tiga prestasi menggembirakan yang dicapai oleh tiga pasangan gemblengan Didi pada awal Maret lalu ini, bermula dengan gelar juara Orléans Masters 2024 melalui Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose. Mereka memenangkan laga final atas unggulan keempat asal Jepang, Rui Hirokami/Yuna Kato, dengan skor 21-12, 21-18.

Satu pekan berikutnya, Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto membawa pulang trofi Swiss Open 2024, seusai menghentikan perlawanan pasangan Taiwan, Hsu Ya Ching/Lin Wan Ching, di final melalui rubber game 13-21, 21-16, 21-8 dalam tempo 80 menit. Lalu di pengujung Maret 2024, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi alias Ana/Tiwi mencapai posisi runner-up Spain Masters 2024.

Didi berpendapat, hasil tersebut bukan sebagai pembuktian para pemainnya, melainkan bagian dari proses yang wajib dicapai untuk naik ke level turnamen yang lebih tinggi. "Ini, kan, proses. Selama ini, kan, ganda putri adanya di level yang lebih tinggi seperti di (turnamen level) 500, 750, atau 1000. Itu, kan, yang ditunjukkanoleh Greys/Nintya (Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari), Greys/Apri (Apriyani Rahayu), terus Apri/Fadia (Siti Fadia Silva  Ramadhanti)," ujarnya.

Lebih lanjut Didi menjelaskan, sejak tahun lalu, ia mulai mengirimkan sejumlah pasangan pelapis untuk menimba pengalaman di berbagai turnamen level BWF World Tour 100. Lanny/Ribka, semisal, yang sukses menjuarai dua turnamen Indonesia Masters 2023 yang berlangsung di Medan dan Surabaya. Begitu pun Trias/Rachel yang menempati posisi runner-up Indonesia Masters II 2023. Bekal tersebut menjadi modal penting bagi mereka untuk memasuki bertarung pada turnamen-turnamen level di atasnya.

"Hasil dari Eropa kemarin, bahwa di level 300 kita sudah bisa berprestasi. Saya dorong lagi untuk proses selanjutnya di level 500, sejauh mana mereka bisa bersaing," katanya.

Pada kesempatan tersebut Didi juga menilai, kejutan di tur Eropa yang diciptakan oleh para ganda putri pelapis ini memang semestinya diciptakan. "Tanpa ada kejutan, tidak akan kelihatan prestasinya," ujar peraih keping perunggu Olimpiade Athena 2004 ini.

Namun, sejalan dengan mempertahankan konsistensi di level Super 300, ia juga mendorong percepatan menuju turnamen-turnamen dengan level yang lebih tinggi. "Untuk Trias/Rachel, tentunya tetap kita dorong untuk percepatan ke level lebih tinggi. Tapi kalau di level 500 terlalu tinggi, kita coba untuk konsisten dulu di level 300. Nah, percepatan lain seperti Ribka/Lanny dan Ana/Tiwi itu yang semestinya sudah confirmed di level 300, mereka sudah harusnya ke 500," tegasnya.

"(Level) 300 sudah mendapat gelar, berarti peluang atau kemampuan ke 500 harusnya punya. Itu yang harus lebih ditingkatkan lagi," pungkasnya.